Manusia
tidak bisa terlepas dari kodratnya sebagai hamba Allah. Sebagai seorang hamba wajib selalu berusaha untuk
memdekatkan diri kepada Allah. Salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada
Allah yaitu dengan berdzikir. Dzikir kepada Allah mempunyai adab-adab yang
harus diperhatikan. Diantara adab berdzikir adalah :
1.
Memperbanyak dzikir dalam setiap keadaan
Dzikir adalah
amal yang paling utama. Ia penutup bagi kekurangan ibadah lain. Sebagai penutup
kekurangan qiyamul lail (shalat malam) dan puasa pada siang hari. Dzikir ialah
amal yang agung untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan termasuk perkara yang
menjadikan seorang muslim senantiasa bersama-Nya.
"Wahai orang-orang yang
beriman! Ingatlah kepada Allah dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya,
dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang" (QS. Al-Ahzab : 41-42)
Demikianlah petunjuk Nabi, beliau
senantiasa berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan. Aisyah RA berkata :
"Nabi SAW selalu dzikrullah
(berdzikir kepada Allah) dalam setiap keadaan" (HR. Muslim 3730)
Maksudnya dalam keadaan berdiri,
duduk, maupun berbaring. Dalam setiap waktu dan kondisi, kecuali saat buang
hajat.
2. Menghayati antara dzikir dengan hati,
lisan, dan anggota badan
Yaitu
sungguh-sungguh menggabungkan antara dzikir dengan hati, lisan, dan anggota
badan. Dzikir dengan hati yakni menghadirkan kebersamaan Allah, juga menghadirkan
pengawasan, keagungan, kemuliaan, dan kedekatan-Nya.
Melafalkan dzikir dengan lisan
termasuk amal mulia dan kesibukan lusan yang agung. Rasulullah SAW bersabda :
"Hendaklah
lisanmu selalu basah dengan dzikrullah" (HR. Ahmad)
Adapun dzikir anggota badan
seperti menghitung ucapan tasbih (Subhanallah), takbir (Allahu Akbar), tahlil
(La ilaha Ilallah), dan tahmid (Alhamdulillah) dengan tangan. Ini sebagai
bentuk iitba' (mengikuti) sunnah Nabi. Dinyatakan di dalam hadits bahwa beliau
menghitungnya dengan tangan kanan. (Hr. An-Nasai)
Diantara bentuk dzikirullah
dengan anggota badan adalah mengamalkan segala bentuk ketaatan kepada Allah
dalam setiap waktu dengan segala tuntutannya, serta menjauhi segala perkara
yang diharamkan Allah.
3.
Menangis dan melembutkan hati ketika berdzikir
Karena
barangsiapa menangis ketika berdzikir kepada Allah, ia berhak mendapatkan
pahala yang sangat besar, apabila ia ikhlas dalam tangisannya. Khususnya
ketika ia sedang seorang diri. Rasulullah SAW bersabda :
"Tujuh golongan manusia yang
akan mendapatkan naungan Allah pada hari tiada naungan selain naungan-Nya:...
dan seorang yang berdzikir kepada Allah seorang diri lalu kedua matanya
meneteskan air mata" (Muttafaq
'alaih : HR. Bukhari dan Muslim)
Allah SWT
berfirman :
"Yaitu orang-orang yang
beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" (QS. Ar-Rad :28)
4.
Merendahkan suara ketika berdzikir
Karena cara
seperti ini lebih dekat kepada keikhlasan dan kekhusyukan. Tatkala Rasulullah
meyaksikan para sahabat leiau menganggkat suara mereka aat membaca takbir dalam
sebuah perjalanan, beliau bersabda :
"Wahai manusia! Sayangi diri
kalian dengan merendahkan suara, karena kalian tidak menyeru Dzat yang tuli dan
jauh. Sesungguhnya kalian menyeru Dzat Yang Maha Mendengar lagi Mahadekat. Dzat
yang kalian seru itu lebih dekt kepada seorang dari kalian daripada leher hewan
tunggangannya" (HR.
Bukhari 6384)
dan ketika seorang mengangkat
suara ketika berdzikir, mungkin saja ia akan terjatuh kepada riya.
5.
Menjauhi dzikir-dzikir bid'ah
Ini
termasuk adab kepada Allah SWT, yakni tidak beribadah kepada-Nya kecuali dengan
apa yang telah Dia syariatkan. Demikian
pula tidak menambah-nambah dan mengubah-ubah redaksi dzikir yang diajarkan oleh
Rasulullah.
6.
Mendahulukan dzikir khusus daripada dzikir umum
Apabila
terdapat riwayat dari Nabi tentang dzikir khusus pada tempat, keadaan, dan
waktu tertentu, maka dalam hal ini ia lebih utama daripada dzikir-dzikir umum. Misalnya
dzikir-dzikir khusus yang dibacakan sesudah
shalat fardu sebagaimana diajarkan oleh Nabi SAW.
7.
Memperbanyak dzikir-dzikir yang ma'tsur
Dzikir
yang ma'tsur maknanya dzikir maupun doa yang diriwayatkan secara shahih (Rasulullah SAW).
Disunnahkan mengamalkannya lebih banyak daripada dzikir yang lain. Karena, yang
demikian termasuk mengikuti sunnah beliau.
Sumber :
Panduan Amal Sehari Semalam, oleh Ummu Ihsan & Abu Ihsan al-Atsari