Utsman
bin Affan radhiyallaahu 'anhu adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi
Wassalam yang paling pemalu. Ia termasuk salah satu Khalifah (Khulafaur
Rosyidin) ke tiga yang memerintah setelah kematian sahabat Umar bin Khattab
radhiyallahu 'anhu
Utsman
memerintah dari tahun 644 M (umur 69–70 tahun) hingga 656 M (selama 11–12
tahun). Selain pemalu, beliau merupakan ekonom yang sangat handal dan saudagar
yang kaya raya tetapi sangatlah dermawan.
Rasulullah
sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan
rendah hati diantara kaum muslimin.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah, ‘Abu
Bakar masuk tapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu
Umar masuk engkau pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan
tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk dan membetulkan pakaian,
mengapa?’ Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap orang yang
malaikat saja malu kepadanya?”
Utsman
bin Affan memiliki nama lengkap Utsman bin Affan Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal
dari Bani Umayyah. Lahir pada akhir tahun 574 Masehi. Nama ibu beliau adalah
Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, yaitu
sesudah Islamnya Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haristah. Beliau adalah
salah satu sahabat besar dan utama Nabi Muhammad, serta termasuk pula golongan
as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang yang terdahulu Islam dan beriman.
Ciri-ciri dan Akhlak Utsman bin
Affan
Utsman
bin Affan salah seorang dari sepuluh sahabat yang diberitakan masuk surga dan
salah seorang anggota dari enam orang anggota Syura serta salah seorang dari
tiga orang kandidat khalifah dan akhirnya terpilih menjadi khalifah sesuai
dengan kesepakatan kaum Muhajirin dan Anshar juga merupakan khulafaur Rasyidin
yang ketiga, imam mahdiyin yang diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka.
Utsman
bin Affan menikahi 8 wanita, empat diantaranya meninggal yaitu Fakhosyah, Ummul
Banin, Ramlah dan Nailah. Dari perkawinannya lahirlah 9 anak laki-laki; Abdullah
al-Akbar, Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Sa’id dan Abdul
Muluk. Dan 8 anak perempuan.
Utsman
bin Affan adalah seorang yang rupawan, lembut, mempunyai jenggot yang tidak
terlalu lebat namun panjang, berperawakan sedang, mempunyai tulang persendian
yang besar, berbahu bidang, berambut lebat, bentuk mulut bagus yang berwarna
sawo matang. Dikatakan pada wajah beliau terdapat bekas cacar.
Dari
az-Zuhry berkata, “Beliau berwajah rupawan, bentuk mulut bagus, berbahu bidang,
berdahi lebar dan mempunyai kedua telapak kaki lebar. Beliau memiliki
akhlak yang mulia, sangat pemalu, dermawan dan terhormat, mendahulukan
kebutuhan keluarga dan familinya dengan memberikan perhiasan dunia yang fana. Mungkin
beliau bermaksud untuk mendorong mereka agar lebih mendahulukan sesuatu yang
kekal daripada sesuatu yang fana. Sebagaimana yang telah dilakukan Rasulullah.
Terkadang beliau memberikan harta kepada suatu kaum dan tidak memberi kaum yang
lain karena khawatir mereka akan dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka.
Sebagian kaum memprotes beliau karena perlakuan tersebut sebagaimana yang telah
dilakukan oleh orang-orang Khawarij terhadap Rasulullah atas pembagian harta
rampasan perang Hunain.
Utsman
adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau adalah seorang pedagang kain yang kaya raya,
kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk
pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak lebih
banyak dari pada orang arab lainya. Ketika kaum kafir Quarisy melakukan
penyiksaan terhadap umat islam, maka Utsman bin Affan diperintahkan untuk
berhijrah ke Habsyah (Abyssinia, Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat
Abu Khudzaifah, Zubair bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan lain-lain. Setelah itu
datang pula perintah Nabi supaya beliau hijrah ke Madinah. Maka dengan
tidak berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta kekayaan, usaha dagang dan
rumah tangga guna memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya. Beliau Hijrah
bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya.
Islam dan Jihad Utsman bin Affan
Utsman
bin Affan masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar ra. ash-Shiddiq. Beliau adalah
orang pertama yang hijrah ke negri Ethiopia bersama istrinya Ruqayah
binti Rasulullah. Kemudian kembali ke Makkah dan hijrah ke Madinah.
Beliau tidak dapat ikut serta pada perang Badar karena sibuk mengurusi putri
Rasulullah (istri beliau) yang sedang sakit. jadi beliau hanya tinggal di
Madinah. Rasulullah memberikan bagian dari harta rampasan dan pahala perang
tersebut kepada beliau dan beliau dianggap ikut serta dalam peperangan. Ketika
istri beliau meninggal, Rasulullah menikahkannya dengan adik istrinya yang
bernama Ummu Kaltsum yang pada akhirnya juga meninggal ketika
masih menjadi istri beliau.
Utsman
bin Affan ikut serta dalam peperangan Uhud, Khandaq, Perjanjian Hudaibiyah yang
pada waktu itu Rasulullah membai’atkan untuk Utsman dengan tangan beliau
sendiri. Utsman bin Affan juga ikut serta dalam peperangan Khaibar, Tabuk, dan
beliau juga pernah memberikan untuk pasukan ‘Usrah sebanyak tiga ratus ekor
unta dengan segala perlengkapannya.Dari Abdurrahman bin Samurah bahwa pada
suatu hari Utsman bin Affan datang membawa seribu dinar dan meletakkannya di
kamar Rasulullah. Rasulullah bersabda, ”Tidak ada dosa bagi Utsman setelah ia
melakukan ini (diucapkan dua kali).”
Rasulullah
pergi menunaikan haji Wada’ bersama Utsman bin Affan. Rasulullah wafat dalam
keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan. Kemudian beliau menemani Abu Bakar
dengan baik dan Abu Bakar wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan.
Beliau menemani Umar dengan baik dan Umar wafat dalam keadaan ridha terhadap
Utsman bin Affan, serta menetapkan bahwa beliau adalah salah seorang dari enam
orang anggota Syura dan beliau sendiri adalah orang yang paling istimewa di
antara anggota lainnya.
Utsman
bin Affan menjadi khalifah setelah Umar. banyak menaklukkan berbagai negara
melalui tangan beliau. Semakin lebarlah wilayah negara Islam dan bertambah
luaslah negara Muhammadiyah ini serta sampailah misi Rasulullah saw. Ke sebelah
timur dan barat bumi ini. Nampaklah kebenaran Firman Allah,“Dan Allah telah
berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang sholeh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka,
sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang
yang fasik.” (An-Nur: 55).
Berita Gembira Tentang Beliau
Penduduk Surga
Rasulullah
bersabda: “Siapa saja yang menggali Sumur Rumata maka untuknya surga.” Maka
sumur tersebut digali oleh Utsman.
Beliau bersabda lagi: “Barangsiapa
yang mendanai pasukan ‘Usrah maka untuknya surga.” Maka Utsman mendanai pasukan
tersebut.
Dari
Abu Musa al-Asy’ary bahwa Rasulullah masuk ke dalam sebuah kebun dan memerintahkanku
untuk menjaga pintu kebun tersebut. Kemudian datang seorang lelaki meminta izin
untuk masuk, beliau bersabda: “Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya
bahwa ia masuk surga.” Ternyata’ lelaki tersebut adalah Abu Bakar.
Lantas datang lelaki lain meminta izin agar diizinkan masuk, beliau bersabda,
“Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.” Ternyata
lelaki tersebut adalah Umar bin Khaththab. Kemudian datang seorang
lelaki meminta izin untuk masuk, beliau terdiam sejenak lalu bersabda, “Izinkan
ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga disertai dengan
cobaan yang menimpanya.” Ternyata lelaki tersebut adalah Utsman bin Affan.
Hammad berkata, “Telah mengatakan kepada kami ‘Ashim al-Ahwal dan Ali Bin
al-Hakam, mereka berdua telah mendengar bahwa Abu Utsman al-Hindy menceritakan
dari Abu Musa seperti hadits tersebut dan Ashim manambahkan bahwa Nabi sedang
duduk di suatu tempat yang disana terdapat air sambil menyingkapkan kedua betis
beliau atau lututnya di saat Utsman bin Affan masuk beliau menutup lututnya.
Kedudukan Utsman bin Affan di Tengah
Umat
Sufyan
bin Ya’qub berkata, “Hisyam bin ‘Ammar telah mengatakan kepada kami dan
berkata,’ Amr bin Waqqid telah mengatakan kepada kami dan berkata, ‘Yunus bin
Maisarah telah mengatakan kepada kami dari Abi Idris dari Mu’adz bin Jabal
radhiyallaahu 'anhu berkata, ‘Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassalam bersabda,
”Sesungguhnya aku melihat bahwa aku diletakkan di sebuah daun timbangan dan
umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata aku lebih berat dari
mereka. Kemudian diletakkan Abu Bakar di sebuah daun timbangan dan umatku
diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka.
Lantas diletakkan Umar di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun
timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka. Lalu diletakkan
Utsman di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang
lain ternyata dia lebih berat dari mereka. “
Persaksian ‘Aisyah ra. Terhadap
Utsman bin Affan
Imam
Ahmad berkata, “Abdush Shamad telah mengatakan kepada kami dan berkata,
Fathimah binti Abdurrahman telah mengatakan kepadaku bahwa ia berkata, Ibuku
telah menceritakan kepadaku bahwa ia pernah bertanya kepada ‘Aisyah ra. dengan
mengutus pamannya, ‘Salah seorang anakmu mengirimkan salam untukmu dan bertanya
tentang Utsman yang sedang di-cela oleh banyak orang.’ Beliau menjawab, ‘Semoga
Allah Subhana wa ta'ala. melaknat orang yang melaknat Utsman. Demi Allah
waktu itu ia sedang duduk di sisi Rasulullah shalallaahu 'alaihi
wassalam dan Rasulullah sedang menyandarkan punggungnya kepadaku dan
Jibril sedang menyampaikan wahyu al-Qur’an, beliau bersabda, Tulislah
wahyu tersebut ya ‘Utsaim (Utsman).’ ‘Aisyah radhiyallaahu
'anha berkata, ‘Tidaklah Allah Subhana wa ta'ala. menempatkan seseorang
pada kedudukan seperti itu melainkan orang tersebut telah bersikap mulia
terhadap Allah dan RasulNya’.”
Kemudian
Imam Ahmad meriwayatkan dari Yunus dari Umar bin Ibrahim al-Yasykary dari
ibunya bahwa ia bertanya kepada Aisyah tentang Utsman di dekat Ka’bah. Kemudian
ia menyebutkan hadits tersebut.
Berita akan Terjadinya Fitnah yang Menyebabkan terbunuhnya Utsman dan
Beliau Berada di Atas Kebenaran
Imam
Ahmad berkata, “Aswad bin Amir telah mengatakan kepada kami dan ia berkata,
Sinan bin Harun telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Kulaib bin Waail
telah mengatakan kepada kami dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhu ia berkata bahwa
Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassalam. Pernah menceritakan tentang
fitnah dan beliau bersabda, ‘Orang yang menyelimuti mukanya ini, akan
terbunuh secara zhalim pada waktu itu.’Lalu aku melihat orang tersebut,
ternyata ia adalah Utsman bin Affan”. [Hadits ini juga diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi dari Ibrahim bin Sa’ad dari Syadzan. Beliau mengatakan, “Hadits ini
hasan gharib dari sisi ini dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu”]
Imam
Ahmad berkata, “Affan telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Wuhaib telah
mengatakan kepada kami dan ia berkata, Musa bin ‘Utbah telah mengatakan kepada
kami, kakekku dan bapak ibuku Abu Habibah telah mengatakan kepadaku bahwa ia
masuk ke dalam rumah dan Utsman sedang terkepung di dalamnya. Beliau mendengar
Abu Hurairah yang meminta izin untuk bicara maka beliau mengizinkannya. Ia
berdiri seraya memuji Allah Subhana Wa Ta'ala. lantas berkata, “Aku mendengar
Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassalam bersabda, ‘Sesungguhnya
engkau akan menemui fitnah dan perselisihan setelahku nanti atau beliau berkata
perselisihan dan fitnah- salah seorang bertanya, “Siapa yang harus kami ikuti ya Rasulullah saw.?’ Beliau menjawab, ‘Ikutilah
al-Amin ini dan para sahabatnya.’ Sambil menunjuk kepada Utsman’.” [Ibnu
Katsir berkata, “Imam Ahmad yang meriwayatkan hadits ini dengan sanad yang
hasan jayyid. Tidak ada yang mengeluarkannya dari jalur ini.”]
Imam
Ahmad berkata, “Abu Usamah Hamad bin Usamah telah mengatakan kepada kami dan ia
berkata, Kahmas bin al-Hasan telah me-ngatakan kepada kami dari Abdullah bin
Syaqiq ia berkata, Harmy bin Harits dan Usamah bin Khuraim (pada saat itu
sedang berperang) telah mengatakan kepadaku dan mereka berdua mengisahkan satu
hadits, mereka tidak menyangka bahwa masing-masing mereka telah menceritakan
hadits tersebut kepadaku dari Murrah al-Bahzy ia berkata, ‘Di saat kami bersama
Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassalam di sebuah jalan yang
ada di Madinah beliau bersabda, “Apa yang akan kalian lakukan jika fitnah
menerjang seluruh penjuru bumi bagaikan tanduk sapi?” mereka bertanya, “Apa
yang harus kami lakukan ya Rasululah?” Beliau menjawab, “Ikutilah orang ini dan
sahabat-sahabatnya.” Akupun mempercepat jalanku agar jelas bagiku hingga aku
mendekati lelaki tersebut lalu kukatakan, “Apakah dia yang engkau maksud ya
Rasulullah?” Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassalam menjawab, ” Ya
dia.” Ternyata lelaki itu adalah Utsman bin Affan radhiyallahu' anhu.
Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassalam berkata lagi, “Ya dia dan
sahabat-sahabatnya.”
At-Tirmidzi
berkata dalam Jami’nya, “Muhammad bin Basyar telah mengatakan kepada kami,
‘Abdul Wahhab Ats-Tsaqafy telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, ‘Ayyub
telah mengatakan kepada kami dari Abu Qilabah dari Abi al-’Ats’ats ash-
Shan’any, bahwa para khatib berbicara di negeri Syam dan di antara mereka ada
sahabat Nabi | kemudian berdiri orang yang terakhir bernama Murrah bin Ka’ab
seraya berkata, ‘Kalau tidak karena hadits dari Rasulullah shalallaahu
'alaihi wassalam aku tidak akan berbicara. Lantas ia menyebutkan
tentang fitnah dan menyebutkan seorang lelaki yang sedang menyelimuti
mukanya dengan kain, kemudian Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassalam bersabda,
"Adapun din ini pada saat itu berada di atas petunjuk."
Maka akupun mendatanginya yang ternyata adalah Utsman bin Affan, lalu aku
menghadap Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassalam dan
kukatakan, ‘Apa dia yang engkau maksud?’ Beliau menjawab, ‘Benar’.”
[At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini sanadnya hasan shahih.”]
Kesungguhan Utsman bin Affan Dalam
Beribadah
Telah
diriwayatkan dari berbagai jalur bahwa beliau pernah shalat dengan mambaca
semua al-Qur’an pada satu rakaat di kamar al-Aswad pada musim haji. Dan ini adalah
ketekunan beliau. Kami telah meriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu
bahwa ia berkata tentang Firman Allah Subhana Wa Ta'ala, ” (Apakah kamu hai
orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu
malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Rabbnya.” (Az-ZUmar ra.: 9).
Ibnu
Abbas rhadiyallahu 'anhu dalam
mengomentari Firman Allah Subhana wa ta'ala, “Samakah orang itu dengan orang
yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atasjalan yang lurus.”
(An-Nahl: 76) “Bahwa yang dimaksud dalam ayat itu adalah Utsman bin
Affan”
Kekhalifahan Utsman bin Affan
Masa
khilafahnya adalah sebelas tahun sebelas bulan dan tujuh belas hari.
Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah atas dasar musyawarah dan keputusan
sidang Panitia enam, yang anggotanya dipilih oleh khalifah Umar bin khatab
sebelum beliau wafat. Keenam anggota panitia itu ialah Ali bin Abi Thalib,
Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan
Thalhah bin Ubaidillah.
Tiga
hari setelah Umar bin khatab wafat, bersidanglah panitia enam ini. Abdurrahman
bin Auff memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa diantara mereka yang
bersedia mengundurkan diri. Ia lalu menyatakan dirinya mundur dari pencalonan.
Tiga orang lainnya menyusul. Tinggallah Utsman dan Ali. Abdurrahman ditunjuk
menjadi penentu. Ia lalu menemui banyak orang meminta pendapat mereka. Namun
pendapat masyarakat pun terbelah.
Sebagian
besar warga memang cenderung memilih Utsman. Sidangpun memutuskan Ustman
sebagai khalifah. Ali sempat keberatan. Abdurrahman adalah ipar Ustman. Mereka
sama-sama keluarga Umayah. Sedangkan Ali, sebagaimana Muhammad, adalah keluarga
Hasyim. Sejak lama kedua keluarga itu bersaing. Namun Abdurrahman meyakinkan
Ali bahwa keputusannya adalah murni dari nurani. Ali kemudian menerima
keputusan itu.
Maka
Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga dan yang tertua. Pada saat
diangkat, ia telah berusia 70 tahun. Peristiwa ini terjadi pada bulan
Muharram tahun 24 H. Pengumuman dilakukan setelah selesai Shalat dimasjid
Madinah. Masa kekhalifannya merupakan masa yang paling makmur dan
sejahtera. Konon ceritanya sampai rakyatnya haji berkali-kali. Bahkan
seorang budak dijual sesuai berdasarkan berat timbangannya.
Beliau
adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah)
dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan
rukun Islam kelima (haji). Beliau mencetuskan ide polisi keamanan bagi
rakyatnya, membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara. Hal ini belum pernah dilakukan oleh khalifah sebelumnya.
Abu Bakar dan Umar bin Khattab biasanya mengadili suatu perkara di masjid.
Beliau
memerintahkan umat Islam pada waktu itu untuk menghidupkan kembali tanah-tanah
yang kosong untuk kepentingan pertanian.
Di
masanya, kekuatan Islam melebarkan ekspansi.
Untuk pertama kalinya, Islam mempunnyai armada laut yang tangguh. Muawiyah bin
Abu Sofyan yang menguasai wilayah Syria, Palestina dan Libanon membangun armada
itu. Sekitar 1.700 kapal dipakai untuk mengembangkan wilayah ke pulau-pulau di
Laut Tengah. Siprus, Pulau Rodhes digempur. Konstantinopelpun sempat dikepung.
Prestasi yang diperoleh selama
beliau menjadi Khalifah
Menaklukan Syiria, kemudian mengakat
Mu’awiyah sebagai Gubernurnya.
Menaklukan Afrika Utara, dan
mengakat Amr bin Ash sebagai Gubernur disana.
Menaklukan daerah Arjan dan Persia.
Menaklukan Khurasan dan Nashabur di
Iran.
Memperluas Masjid Nabawi, Madinah
dan Masjidil Haram, Mekkah.
Membakukan dan meresmikan mushaf
yang disebut Mushaf Utsamani, yaitu kitab suci Al-qur’an yang dipakai oleh
seluruh umat islam seluruh dunia sekarang ini. Khalifah Ustman membuat lima
salinan dari Alquran ini dan menyebarkannya ke berbagai wilayah Islam.
Setiap hari jum’at beliau
memerdekakan seorang budak (bila ada)
Sebab-sebab Terjadinya Kekacauan
dalam Pemerintahan Utsman
Konflik Selama Kekhalifahan
Pada
mulanya pemerintahan Khalifah Utsman berjalan lancar. Hanya saja seorang
Gubernur Kufah, yang bernama Mughirah bin Syu’bah dipecat oleh Khalifah Utsman
dan diganti oleh Sa’ad bin Abi Waqqas, atas dasar wasiat khalifah Umar bin
Khatab. Kemudian beliau memecat pula sebagian pejabat tinggi dan pembesar yang
kurang baik, untuk mempermudah pengaturan, lowongan kursi para pejabat dan
pembesar itu diisi dan diganti dengan famili-famili beliau yang kredibel
(mempunyai kemampuan) dalam bidang tersebut.
Tindakan
beliau yang terkesan nepotisme ini, mengundang protes dari orang-orang yang
dipecat, maka datanglah gerombolan yang dipimpim oleh Abdulah bin Saba’
yang menuntut agar pejabat-pejabat dan para pembesar yang diangkat oleh
Khalifah Utsman ini dipecat pula. Usulan-usulan Abdullah bin Saba’ ini ditolak
oleh khalifah Utsman. Pada masa kekhalifan Utsman bin Affan-lah aliran Syiah
lahir dan Abdullah Bin Saba’ disebut sebagai pencetus aliran Syi’ah tersebut.
Karena
merasa sakit hati, Abdullah bin Saba’ kemudian membuat propoganda yang hebat
dalam bentuk semboyan anti Bani Umayah, termasuk Utsman bin Affan.
Seterusnya penduduk setempat banyak yang termakan hasutan Abdullah bin Saba’.
Sebagai akibatnya, datanglah sejumlah besar (ribuan) penduduk daerah ke madinah
yang menuntut kepada Khalifah, tuntutan dari banyak daerah ini tidak dikabulkan
oleh khalifah, kecuali tuntutan dari Mesir, yaitu agar Utsman memecat Gubernur
Mesir, Abdullah bin Abi Sarah, dan menggantinya dengan Muhammad bin Abi Bakar.
Karena
tuntutan orang Mesir itu telah dikabulkan oleh khalifah, maka mereka kembali ke
Mesir, tetapi sebelum mereka kembali ke Mesir, mereka bertemu dengan seseorang
yang ternyata diketahui membawa surat yang mengatasnamakan Utsman bin Affan.
Isinya adalah perintah agar Gubernur Mesir yang lama yaitu Abdulah bin Abi
sarah membunuh Gubernur Muhammad Abi Bakar (Gubernur baru). Karena itu, mereka
kembali lagi ke Madinah untuk meminta tekad akan membunuh Khalifah karena
merasa dipermainkan.
Setelah
surat diperiksa, terungkap bahwa yang membuat surat itu adalah Marwan bin
Hakam. Tetapi mereka melakukan pengepungan terhadap khalifah dan menuntut
dua hal :
1. Supaya Marwan bin Hakam di qishas
(hukuman bunuh karena membunuh orang).
2. Supaya Khalifah Utsman meletakan
jabatan sebagai Khalifah.
Kedua
tuntutan tidak dikabulkan; yang pertama, karena Marwan baru berencana
membunuh dan belum benar-benar membunuh. Sedangkan tuntutan kedua,
beliau berpegang pada pesan Rasullulah Shalallaahu 'Alaihi Wassalam;
“Bahwasanya engkau Utsman akan mengenakan baju kebesaran. Apabila engkau telah
mengenakan baju itu, janganlah engkau lepaskan”
Setelah
mengetahui bahwa khalifah Utsman tidak mau mengabulkan tuntutan mereka, maka
mereka lanjutkan pengepungan atas beliau sampai empat puluh hari. Situasi dari
hari kehari semakin memburuk. Rumah beliau dijaga ketat oleh sahabat-sahabat
beliau, Ali bin Thalib, Zubair bin Awwam, Muhammad bin Thalhah, Hasan dan
Husein bin Ali bin Abu Thalib. Karena kelembutan dan kasih sayangnya,
beliau menanggapi pengepung-pengepung itu dengan sabar dan tutur kata yang
santun.
Wafatnya Utsman bin Affan
Setelah rangkaian konflik pada masa pemerintahannya,
Khalifah Utsman kemudian dikepung oleh pemberontak selama 40 hari dimulai dari
bulan Ramadhan hingga Dzulhijah. Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk
menyingkirkan pemberontak, namun ia berprinsip untuk tidak menumpahkan darah
umat Islam. Hingga suatu hari, tanpa diketahui oleh pengawal-pengawal rumah
beliau, masuklah kepala gerombolan yaitu Muhammad bin Abu Bakar
(Gubernur Mesir yang Baru) dan membunuh Utsman bin Affan yang sedang membaca
Al-Qur’an. Dalam riwayat lain, disebutkan yang membunuh adalah Aswadan bin
Hamrab dari Tujib, Mesir. Riwayat lain menyebutkan pembunuhnya adalah Al
Ghafiki dan Sudan bin Hamran.
Perihal peristiwa kematian ini persis seperti apa yang disampaikan
Rasullullah Shalallaahu 'Alaihi Wassalam perihal kematian Utsman yang syahid
nantinya. Utsman bin Affan wafat pada 18 Dzulhijah tahun 35 H. dalam usia
82 tahun setelah menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun. Beliau
dimakamkan di Makam Baqi di Madinah.
Teriring doa bagi beliau, semoga
kita bisa meneladani keutamaan beliau radhiyallaahu 'anhu. Aamiin....
Sumber : http://kisahrasulnabisahabat.blogspot.co.id